Pada era teknologi dan informasi yang semakin canggih saat ini, orang sangat mudah mengakses data maupun informasi secara bebas tanpa dibatasi ruang dan waktu. Hal ini berbeda atau berbanding terbalik dengan beberapa tahun silam, yaitu apabila kita atau seseorang dapat mengakses data harus membuka komputer atau laptop dimana data itu tersimpan.
Oleh sebab itulah, data dan informasi yang kita miliki harus dipastikan aman dan tidak bisa diakses oleh orang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan memberi kode khusus atau yang biasa disebut password. Password inipun harus benar-benar aman, misalnya dengan menggunakan variasi angka dan huruf minimal 8 karakter, dan dalam beberapa kurun waktu harus diganti agar password atau data yang kita miliki benar-benar aman.
Hal itulah yang disampaikan oleh praktisi IT dari Direktorat Keamanan Informasi, Dirjen Aplikasi Informasi, Kementerian Kominfo, Drs. Haryatno pada acara Bimbingan Teknis Aplikasi Keamanan Informasi, di hotel Aria, Selasa (17/04/2012). Menurutnya, semua data dan informasi pasti mempunyai resiko, dan tingkat resiko itu tergantung dengan informasi yang kita gunakan. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam ISO 27000:2009.
Informasi ini, kata dia, sangat penting dan harus didukung dengan kecepatan dalam berbagai hal, sehingga informasi yang kita miliki valid. “Dalam hal ini kita harus faham tentang siklus informasi yang meliputi kapan informasi atau data tersebut dibuang, diciptakan, diproses, disimpan, diproses, dipancarkan, dan sebagainya. Dan ini merupakan bagian dari pengamanan informasi yang kita miliki,” ujarnya.
Sedangkan keamanan atau sifat konsistensi informasi, terang pria berkacamata itu, meliputi kerahasiaan (hanya diperuntukkan orang yang berhak), keutuhan (ketepatan dan kelengkapan, serta metode pemrosesannya) dan ketersediaan ( dalam menjamin pihak yang berwenang dapat mengakses informasi saat diperlukan). “Tujuan utama keamanan informasi ini untuk menjamin kelangsungan proses dan fungsi pekerjaan dan mengatasi gangguan operasi proses/pekerjaan dengan lebih cepat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Haryatno mengatakan, bahwa yang perlu dipahami juga yaitu perubahan cara pandang terhadap keamanan informasi, yaitu harus fokus pada hardware dan software serta fokus pada informasi itu sendiri. “Kapan keamanan informasi diterapkan? Jika terdapat informasi berklasifikasi , rahasia dan penting. Saat itulah informasi harus disuguhkan dengan baik dan benar kepada orang atau pihak yang membutuhkan,” imbuhnya.
“Perlu diketahui juga, bahwa sejak tahun 2010, dan mungkin hingga saat ini virus masih menjadi masalah sebagian besar yang mengganggu atau dapat merusak data dan informasi yang kita miliki. Oleh sebab itulah, kita harus bisa mengantisipasi dan mempunyai proteksi terhadap berbagai virus yang dapat merusak data dan informasi yang kita miliki tersebut,” pungkas haryatno.(say/ode)