Setelah melakukan studi banding di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Mojokerto, rombongan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang melanjutkan studi bandingnya ke Kota Madiun, atau lebih tepatnya ke Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Madiun, Rabu (30/9).
Dalam studi banding ini Diskominfo Kota Malang memilih untuk mengunjungi RRI Madiun karena kami ingin mengetahui bagaimana pola pembinaan RRI khususnya dalam penyiaran yang berkaitan dengan program pemerintahan.
Ketika tiba di RRI Kota Madiun, rombongan Diskominfo Kota Malang kembali disambut dengan tangan terbuka oleh Bapak Suyanto selaku Kasubag TU dan juga Ibu Pujiastuti. Beberapa pertanyaan diajukan, mulai mengenai seberapa besar porsi untuk penyiaran program pemerintah, program-program apa saja yang ada di RRI Kota Madiun, hingga permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan radio.
Menurut Ibu Pujiastuti dan Bapak Suyanto, RRI Kota Madiun telah menyambung kerjasama antara pemerintah lokal maupun pemerintah pusat. RRI telah memiliki program acara mingguan untuk tiap SKPD di Kota Madiun dengan melakukan siaran langsung berupa talkshow dan tanya jawab langsung dengan masyarakat ataupun program siaran langsung di tempat kegiatan.
RRI Kota Madiun sendiri memiliki tiga progama yakni Pro 1, Pro 2 dan Pro 3. Setiap programa memiliki program yang berbeda-beda, dengan gelombang yang berbeda. Pada Pro 1 dan Pro 2 menggunakan gelombang FM, sedangkan pada Pro 3 menggunakan gelombang AM.
Apa berbedaan gelombang FM dan AM? Gelombang FM memiliki rentang frekuansi dari 87.5 Mhz hingga 108 Mhz (Megahertz) dan gelombang FM memiliki suara yang jernih. Namun gelombang FM terbatas jika berbenturan dengan gunung ataupun gedung tinggi.
Sedangankan gelombang AM memiliki rentang 530 kHz–1600 KHz (Kilohertz), gelombang AM juga dapat menjangkau puluhan ribu kilometer. Namun kualitas suara gelombang AM tidak sebagus gelombang FM dan kadang dipengaruhi oleh keadaan cuaca.
RRI Kota Madiun memiliki tiga pemancar yang disebar di beberapa daerah yakni di Ngawi, Ponorogo dan Caruban. Hal itu membantu dalam penyebaran informasi ke daerah-daerah lain dengan cara relai berita.
Di akhir acara kunjungan, Diskominfo Kota Malang memberikan cenderamata khas Malang berupa keramik berbentuk Balai Kota Malang, karena Malang dikenal sebagai salah satu pusat keramik di Indonesia dan juga salah satu makanan khas Kota Malang yakni keripik tempe. (ifa/yon)