Di era yang globalisasi ini, kita tidak bisa terhindar lagi dengan adanya kemajuan berbagai teknologi di berbagai kehidupan. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita tidak bisa menghindar dari canggihnya teknologi. Seperti hanya adanya internet atau jejaring sosial lainnya. Kemajuan teknologi ini bagaikan dua sisi mata pedang yang harus kita antisipasi.
Terkait hal tersebut, ada sisi negatif dan positifnya yang ditimbulkannya, tergantung kita mau memanfaatkan yang mana. Berbagai aktivitas sudah mulai memanfaatkan canggihnya teknologi tersebut, seperti halnya dalam hal surat-surat di lingkungan Pemerintahan yang nantinya akan beralih dari manual menjadi elektronik.
Yang paling dekat saat ini adalah pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintahan juga sudah mengarah ke media elektronik atau media online. Hal itulah yang dipaparkan oleh kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Malang, Tri Widiyani P., M.Si Rabu (30/11/2011) dalam seminar dan bimtek Mekanisne Pengamanan Informasi di Instansi Pemerintah di hotel Montana Kota Malang.
Dengan adanya UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP), kata dia, kita tidak bisa membatasi arus informasi yang masuk, karena setiap warga masyarakat harus bisa mengakses informasi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. “Dalam kontek ini, tidak semua informasi bisa diakses publik, karena ada informasi atau data pengecualian yang tidak boleh dikonsumsi publik. Informasi atau data yang dimaksud adalah apabila bisa membahayakan stabilitas negara,”imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pemateri dalam seminar dan bimtek tersebut, Ari Wiati yang juga senior solution enginer PT. Telkom Devisi Bisnis service dari Surabaya, menyarankan agar kita bisa memanfaatkan adanya internet dengan benar dan sehat. Menurut perempuan berjilbab ini, situs-situs pornografi dalam setiap hari bermunculan hingga ratusan jumlahnya.
Ari menambahkan, dengan data tersebut, kita harus tahu bagaimana berinternet dengan benar dan sehat, terutama bagi generasi muda calon penerus bangsa serta putra-putri kita. “Meski selama ini situs-situs porno sudah banyak diblokir, namun situs tersebut semakin banyak jumlahnya. Indonesia merupakan negara ketiga tertinggi pengakses internet dan negara kedua pengakses situs porno. Ini sangat memperihatinkan sekali,”imbuhnya.
Dengan DNS Nawala, lanjut Ari, kita bisa meminimalisir dan mengamankan komputer jinjing atau laptop yang kita miliki dari ancaman situs porno. “DNS Nawala ini merupakan sistem pengamanan internet yang bisa diakses siapapun tanpa mengeluarkan biaya alias gratis. DNS Nawala yang harus tersimpan dilaptop yaitu, Preferred DNS server : 180 131 144 144 – Alermate DNS server : 180 131 145 145,” terangnya.
“Apabila berinternet dirumah, sebaiknya anak didampingi orang tua saat berinternet, letakkan komputer diruang terbuka, ajarkan anak untuk tidak mengobaral informasi dan foto berlebihan di situs jejaring dan gunakan internet secara berkala. Dengan demikian kita sebagai orang tua bisa mengontrol pemakaian internet buah hati kita,” sambungnya.
Sedangkan untuk di warung internet (warnet), kata dia, sebaiknya amankan falsh disk, sign out/log out dari semua account yang kita gunakan, hapus semua jejak dari browser, yakinkan warnet terbebas dari keylogger, dan jangan menyimpan dokumen penting/pribadi di harddisk warnet. “Meski beberapa tips dan DNS Nawala itu tidak bisa menjamin seratus persen keamanan dalam berinternet, akan tetapi setidaknya sudah ada tindakan antisipasi atau pencegahan-pencegahan,” ungkapnya.
Hal lain yang juga harus mendapat perhatian, kata Ari, saat anak kita searching kata ‘Naruto’ maka yang akan muncul tidak hanya mengenai film kartun. “Dengan banyak munculnya situs porno, saat kata ‘Naruto’ di searching maka akan muncul berbagai pilihan. Kalau sampai anak kita salah mengklik, maka akan membuka situs porno. Namun, dengan DNS Nawala hal tersebut bisa dicegah. Kunci utama dari semua ini adalah tetap pada manusia selaku pengguna jaringan,” tukasnya. (Say/Ode)