BeritaSerba-serbi

Kelurahan Bunulrejo Launching Batik Motif Tirto Telogo

Launching batik Bunulrejo di Museum Mpu Purwa

Blimbing (malangkota.go.id) – Banyaknya peninggalan bersejarah di Kota Malang menjadi inspirasi tersendiri bagi warga Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang untuk berkreasi. Seperti halnya saat launching batik tulis motif Tirto Telogo sebagai batik khas Bunulrejo, Kecamatan Blimbing Kota Malang di Museum Mpu Purwa, Rabu (16/9/2020).

Launching batik Bunulrejo di Museum Mpu Purwa

Ketua TP PKK Kelurahan Bunulrejo Erni Yulita saat ditemui membenarkan pihaknya mengenalkan batik motif Tirto Telogo di Museum Mpu Purwa sebagai salah satu seni tradisi batik khas Malang.

Motif Tirto Telogo ini dikatakannya sudah ada di Bunulrejo sejak tahun 935 Masehi atau 1.085 tahun lalu. “Keberadaan motif Tirto Telogo kami ketahui setelah menggali sejarah Bunulrejo di masa lalu, yang salah satu pencariannya dilakukan di Museum Mpu Purwa,” jelas Erni, Rabu (16/9/2020).

Di Museum Mpu Purwa, motif Tirto Telogo bisa dilihat di Prasasti Kanuruhan yang tercetak di Arca Ganesha. Dengan adanya motif batik ini semakin menambah khasanah perbatikan di Kota Malang, Indonesia bahkan dunia.

Ditambahkannya, saat ini di tempatnya sudah ada sebanyak 30 pengrajin batik Tirto Telogo yang ke depan diharapkan dapat berkembang hingga suatu saat nanti di Bunulrejo bisa menjadi sentra batik dengan ciri khas tersendiri dan menjadi ikon berupa batik Tirto Telogo. Dukungan dari Karang Taruna Kelurahan Bunulrejo yang intens dalam melakukan pembinaan diakui Erni menjadi penyemangat tersendiri.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Dra. Zubaidah, MM mengungkapkan sangat mendukung dan mengapresiasi kreasi warga Kota Malang terutama hal seni tradisi warisan budaya yakni seni batik.

Seperti yang ditunjukan warga Kelurahan Bunulrejo yang membuat batik dengan motif Telogo Tirto. “Sengaja launching batik Telogo Tirto kami minta dilakukan di Museum Mpu Purwa agar dapat menjadi ajang perkenalan sekaligus pembelajaran,” ungkap Zubaidah.

Ia berharap semoga ke depan semakin banyak warga masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa mau memanfaatkan museum sebagai media belajar. Dengan cara ini diharapkan kekayaan seni dan budaya luar biasa yang dimiliki Kota Malang bisa semakin dikenal, tidak punah dan banyak yang mau melestarikan. (cah/yon)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.