Blimbing (malangkota.go.id) – Keberhasilan suatu bangsa diawali oleh keberhasilan dalam membina generasi mudanya. Kehancuran suatu bangsa diawali oleh kehancuran generasi mudanya.
Hal itulah yang disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang Zulkifli Amrizal, S.Sos, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka dialog interaktif bertema ‘Generasi Emas, Generasi Tanpa Narkoba dan HIV/AIDS’ di Hotel Ibis Styles, Senin (12/03).
Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo Kota Malang ini menghadirkan pemateri dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang serta dari RSUD Dr. Syaiful Anwar.
Menurut Zoel, demikian sapaan Zulkifli Amrizal, banyak hal yang bisa menyebabkan kehancuran generasi muda, diantaranya berawal dari perilaku hidup yang tidak sehat dan tidak semestinya.
Contoh konkritnya yaitu bila seseorang terbiasa hidup dengan mengonsumsi narkoba, maka ada kemungkinan dia terpapar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Karena, narkoba dan HIV/Aids ibarat keping mata uang, dimana antara keduanya saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
“Narkoba adalah salah satu media potensial bagi penularan virus HIV/Aids, terutama yang dilakukan melalui idus (injecting drug users) napza,” imbuhnya.
Kondisi di Kota Malang sendiri, lanjutnya, untuk kasus narkoba ternyata didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Berdasar data dari BNN Kota Malang Badan Narkotika Nasional (BNN) tercatat peredaran narkoba terutama ganja di kalangan pelajar di Kota Malang masih cukup tinggi.
“Ini bisa dilihat dari sejumlah kasus narkotika yang ditangani oleh BNN di Kota Malang. Selama tahun 2017, BNN telah mengungkap sebanyak 6 kasus,” bebernya.
Sedangkan kondisi penularan HIV/AIDS, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Malang disebutkan hingga September 2017 jumlah ODHA di Kota Malang mencapai 3.800 orang. Pada tahun 2016, jumlah penderita baru mencapai 316 orang dan pada 2017 hingga september mencapai 219 penderita baru.
Data tersebut menunjukkan terjadi penurunan jumlah, namun hal ini dimungkinkan karena adanya penderita yang tidak melapor atau terdeteksi.
“Kota Malang memang rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS karena Kota Malang menjadi kota terbuka, banyak pendatang yang keluar dan masuk Kota Pendidikan ini, terutama mahasiswa, pelajar, dan pekerja,” sambungnya.
Oleh karenanya, kata dia, penanganan terhadap odha perlu dilakukan secara serius, berkesinambungan, dan sinergis. Tidak bisa hanya dari satu sektor, harus lintas sektor dan melibatkan semua pihak.
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Publik Dinas Kominfo Kota Malang Ismintarti, SP mengatakan bahwa tujuan acara ini adalah untuk membangun kesadaran peserta akan bahaya penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif serta HIV/AIDS, meningkatkan kepedulian peserta agar arif dan bijak dalam menghadapi orang dengan HIV/AIDS (ODHA),” kata Ismintarti.
Selain itu, acara ini juga bertujuan mendiseminasikan informasi cara-cara praktis yang dapat dilakukan peserta dalam mewaspadai dan mengantisipasi penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya serta menanggulangi penularan HIV/AIDS.
“Kami menghadirkan peserta dari perwakilan mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Malang, siswa-siswi SMA di Kota Malang dan pegiat Kelompok Informasi Masyarakat,” tutupnya. (ram/yon)