BeritaWarta Kominfo

Kominfo Kota Malang Sosialisasikan UU KIP Melalui Ludruk

Ditangan anak-anak muda yang begitu cinta akan warisan leluhurnya, ludruk yang sudah mulai jarang bisa dilihat pertunjukannya ternyata bisa menjadi sebuah tontonan yang mengasikkan. Terbukti saat Dinas Kominfo Kota Malang bekerja sama dengan Paguyuban Pecinta Seni Tradisi (PPST) SMPN 4 Kota Malang, mementaskan ludruk di Matos, Jumat (28/10) penontonnya juga begitu melimpah.

Jula juli, serta lawakan ludruk yang banyak sekali pesan-pesan pendidikan, merupakan sebuah tontonan yang jelas baik untuk dikonsumsi semua golongan. Maka tidak heran, anak kecil, remaja hingga orang tua nampak antusias menyaksikan ludruk yang dimulai pukul 19.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB.

Pentas Ludruk PPST di Malang Town Square (Matos)

Dalam ludruk yang bercerita tentang keseharian anak-anak SMA, hingga pemilihan ketua OSIS ini nampak Dinas Kominfo juga terus menyampaikan beberapa pesan. Diantaranya tentang akan informasi UU no 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, bagaimana berdemokrasi, hingga mengkampanyekan bagaimana memanfaatkan internet dengan sehat.

Kepala Bidang Informasi Publik (BIP) Dinas Kominfo Kota Malang, Drs. Widjaja Saleh mengungkapkan sengaja memilih ludruk untuk melakukan penyuluhan melalui kesenian ludruk agar dampaknya bisa lebih mengena. Sebab dengan dipentaskan di tempat umum, tentu akan lebih banyak masyarakat yang terlibat dan tidak menjemukan .

“Sengaja kami pilih mall, harapanya tentu saja agar penyuluhan ini bisa mencakup untuk semua kalangan,” jelas Widjaja, Jumat (28/10).

Dipilihnya ludruk kali ini, juga untuk meramaikan ulang tahun Jatim, sekaligus menyemarakkan east Java Shopping & Cultural Carnival yang sudah diresmikan oleh Gubernur Jatim. Agar dampaknya semakin mengena, Widjaja menyebutkan seusai pentas di Matos rencannya minggu depan ludruk ini akan pentas lagi di Kawasan Tugu Kota Malang.

Meski digawangi anak-anak muda yang rata-rata masih duduk di bangku SMP maupun SMA, Widjaja mengaku tidak khawatir mementaskan ludruk PPST. Sebab kualitas ludruk ini sudah teruji dengan meraih yang terbaik di Jatim.

Selain untuk penyuluhan, Widjaja mengatakan dipentaskannya ludruk juga sebagai ajang melestarikan budaya. Dimana ludruk merupakan kesenian asli Jatim, yang selama ini sudah teruji efektif untuk mendidik masyarakat dengan tontonan yang bermutu.(cah/tm-BIP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.