PKPPWarta Kominfo

Perjalanan Panjang Menghidupkan Seni Pertura Sambirawa

Seni Pertura Sambiwara

Sejak April 2014, Kelompok Seni Pertura mempunyai nakhoda baru yakni Ir. H. Bambang Nugroho, MT. Pria yang dikenal sebagai Kepala Bidang SKDI (Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, red) Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang mengaku siap dengan berbagai macam inovasi. Itu demi menjadikan Seni Pertura (Pertunjukan Rakyat) Sambirawa lebih baik.

Kelompok Pertura Sambirawa termasuk Lembaga Media Tradisional yang melakukan kegiatan diseminasi informasi dan penyerapan aspirasi masyarakat kota. Melalui Pertura Sambirawa ini penyebaran informasi bahkan akan semakin mudah diterima karena bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Seni Pertura Sambiwara

Seni Pertura Sambiwara

Penyebaran informasi, berita, kabar dan sebagainya dalam masyarakat  khususnya masyarakat Jawa sangat dikenal dengan berbagai istilah, misalnya getok tular (dari mulut ke mulut), kulak warta adol rungon (mencari berita dan memberitakan), dan lain-lain. Sampai saat ini bahkan mungkin di masa mendatang pola komunikasi semacam ini adalah yang paling efektif.

Peribahasa bahasa Jawa mbok bakul sinambi wara (Mbok penjual berjualan sambil menyampaikan berita, red) sudah menjadi materi baku dalam pengetahuan bahasa Jawa dan memiliki maksud kurang lebih sama dengan dua contoh di atas. Mbok bakul sinambi wara memberikan pengertian aktivitas perdagangan yang dilakukan secara tradisional berkeliling dari satu tempat ke tempat lain (bakulan) sambil menyebarkan berita, kabar, dan informasi (wara-wara).

Dalam konteks penamaan Kelompok Seni Pertura Sambiwara dimaksudkan untuk memberikan gambaran konsep pemikiran tentang aktivitas sekaligus nama Sambiwara yaitu Kelompok Seni Pertura Sambiwara sangat menghormati dan menghargai keberadaan seni tradisi dan potensi kreatifitas seniman (jenius dan kearifan lokal). Dengan demikian kekaryaan atau pertunjukan yang dilakukan mutlak harus bersumber dari hal tersebut diatas dan berbanding lurus dengan keinginan serta program pemerintah untuk pelestarian kesenian tradisional. Yang kedua adalah pada dasarnya setiap karya kesenian dan tradisi khususnya sudah memiliki pesan yang disampaikan kepada masyarakat, seringkali dilakukan lewat simbol, kiasan, satir (pasemon) dan lain-lain.

Latihan Kelompok Seni Sambiwara

Latihan Kelompok Seni Sambiwara

Dalam hal ini, Pertura Sambiwara menyediakan diri sebagai perpanjangan tangan pemerintah guna menyampaikan informasi, baik verbal dan formal dari Pemerintah Kota Malang semata-mata demi keberlangsungan pembangunan.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa nama Sambiwara memberikan makna, motivasi dan aktifitas Berkesenian sambil menyebarkan atau berbagi informasi”.

Konsep pertunjukan Sambiwara sendiri adalah latar belakang Malang yang secara historis memiliki kekayaan kesenian tradisional (kerakyatan) yang cukup, dan sekalipun beberapa diantaranya sudah jarang dipentaskan bahkan sampai mengalami kepunahan.

Adalah tanggung jawab kita bersama untuk merekonstruksi kembali dan memfasilitasi aktualisasinya di tengah masyarakat. Hal tersebut sangat perlu mengingat dalam kesenian tradisional (kerakyatan) memiliki kekuatan intuitif (daya sentuh) yang sangat natural sebagai bentuk komunikasi dalam masyakat lokal dimana kesenian itu berada.

Berdasar pada hal tersebut diatas maka Pertura Sambiwara digagas dengan spirit “cinta daerah” dengan mengakomodir potensi kesenian-kesenian tradisional Kota Malang yang dikolaborasikan dalam satu kemasan pertunjukan dan diharapkan berciri khas kedaerahan Kota Malang.

Para Anggota Seni Pertura Sambiwara

Para Anggota Seni Pertura Sambiwara

Setidaknya ada beberapa jenis kesenian ditinjau dari disiplinnya, yaitu antara lain wayang jegdong, wayang kulit Malangan, wayang topeng, tari, musik dan seni vokal (coke’an, macapat, dan lain-lain), ludruk.

Dalam penyajian atau penampilannya, panggung yang direncanakan berbentuk proscenium (ditonton dari satu arah/depan) merujuk pada kegiatan festival pertura di tingkat propinsi dan nasional.

Agar bisa mengakomodir potensi kesenian-kesenian tradisional kota Malang, keanggotaan Kelompok Seni Pertura Sambirawa dari para tokoh seniman dan juga dari 6 (enam) sanggar kesenian yang ada di kota Malang, yaitu Sanggar Tunggaksemi dengan jenis Pertura Ludruk, Sanggar Jayengrono dengan jenis Pertura Wayang Orang, Sanggar Nisbi dengan jenis Pertura Teater, Sanggar Padakan Nusa dengan jenis Pertura Wayang Kulit, Sanggar Maju Jaran dengan jenis Pertura Ketoprak, Sanggar Singo Mulangjoyo dengan jenis Pertura Karawitan. (bagra/yof)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.