Untuk menciptakan sebuah keluarga yang berkualitas dan sejahtera harus dimulai sejak dini. Dalam kontek ini pembentukannya harus dimulai sejak anak dalam kandungan hingga memasuki usia dewasa, sehingga nantinya benar-benar akan terbentuk generasi yang siap memasuki dan membina keluarga yang harmonis.
Pernyataan itulah yang disampaikan oleh kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyaarakat (BKBPM) kota Malang, Jarot Edy Sulistyono dalam dialog interaktif bina keluarga remaja sejahtera yang diadakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika kota Malang di SMA Negeri 8 jalan Veteran, Malang, Senin (28/11).
Selain Jarot, dalam dialog tersebut juga menghadirkan nara sumber ketua TP PKK kota Malang, Dra. Hj. Heri Pudji Utami, M.AP serta kepala SMAN 8, Ninik Kristiani. Dalam gelaran yang akan ditayang di Malang televisi tersebut, beberapa siswa SMAN 8 juga menampilkan hasil-hasil karyanya berupa batik, kue-kue, permainan serta keahlian komputerisasi. Di kursi audien, selain pelajar, juga nampak perwakilan dari wali murid, mahasiswa, anak jalanan, masyarakat umum.
Dipilihnya SMAN 8 sebagai tempat dialog, kata Jarot, karena Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja di sekolah tersebut sudah menjuarai lomba tingkat Provinsi Jawa Timur dan sedang dipersiapkan untuk menjadi juara di tingkat Nasional. Sedangkan untuk topik yang mengambil tema remaja, menurut kepala SMAN 8, karena remaja merupakan masa-masa usia labil.
Ninik menambahkan, remaja diusia yang labil ini harus mempunyai banyak aktivitas positif, terutama di sekolah, agar mereka tidak terbawa ke hal-hal negatif. “Dengan adanya berbagai aktivitas di sekolah, diharapkan nantinya karakter anak bisa terbentuk dari dunia pendidikan. Dalam hal ini peranan orang tua sangat berperanan penting dan harus mendukung,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh ketua TP PKK kota Malang, yang akrab disapa bunda Heri. Menurut dia, antara anak dan orang tua harus ada saling keterbukaan dalam berbagai hal. “Disamping itu, antara anak dan orang tua harus meluangkan waktu khusus untuk berinteraksi, agar diantara keduanya terjalin hubungan yang harmonis,” terangnya.
Lebih lanjut istri Walikota Malang itu memaparkan, agar anak jangan sampai salah berkonsultasi jika ada masalah diluar jam sekolah. Saat di sekolah, kata dia, anak bisa berkonsultasi dengan teman dan juga konselor yang ada di PIK. “Saat ini di sekolah-sekolah di kota Malang sudah ada PIK-nya. Ini merupakan hal positif yang harus dimanfaatkan oleh setiap pelajar yang ada masalah apapun,” jelasnya. (say/tm-BIP)