PKPPWarta Kominfo

TV dan Radio Harus Berinovasi

Kepala Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan Balai Monitor Spektru Frekuensi Radio Kelas II Surabaya, Syamsul Huda memaparkan tentang radio di masa depan, Kamis (19/03)

Selain televisi, hingga saat ini keberadaan radio masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi. Seiring berjalannya waktu banyak bermunculan radio-radio baru termasuk diantaranya adalah radio komunitas.

Kepala Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan Balai Monitor Spektru Frekuensi Radio Kelas II Surabaya, Syamsul Huda memaparkan tentang radio di masa depan, Kamis (19/03)

Kepala Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan Balai Monitor Spektru Frekuensi Radio Kelas II Surabaya, Syamsul Huda memaparkan tentang radio di masa depan, Kamis (19/03)

Dengan jangkauan pancar 1,5 kilometer (km) sampai 2,5 km, radio komunitas cukup efektif sebagai sarana komunikasi. Untuk radio komunitas ini, praktek di lapangan bisa dengan sistem sharing, artinya tiap komunitas tidak harus mempunyai radio sendiri-sendiri.

Satu kanal bisa digunakan beberapa anggota secara bergantian, tetapi dari sisi perizinan hanya mempunyai satu izin. Dan itu merupakan salah satu program pemerintah ke depan sehingga tidak bermunculan radio-radio yang tak berzjin.

Hal itulah yang disampaikan oleh Kepala Seksi Operasi, Pemeliharaan dan Perbaikan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Surabaya, Syamsul Huda, ST, M.MT, dalam acara Sosialisasi Teknonogi Digital Menuju Lembaga Penyiaran Berkualitas yang mengangkat tema Standar Minimal Peralatan Teknologi Digital Bagi TV dan Radio.

Kegiatan tersebut diadakan di Ruang Majapahit, Balai Kota Malang oleh bidang Sarana Komunikasi DiseminasiInformasi (SKDI) Dinas Kominfo kota Malang, Kamis (19/03). Menurut Syamsul, untuk membuat radio komunitas, maka harus membentuk komunitasnya terlebih dahulu, baru radionya.

“Jangan malah sebaliknya, sehingga mengakibatkan tidak maksimalnya fungsi radio tersebut. Agar jangkauan siar radio lebih luas, maka bisa memanfaatkan jaringan radio streaming. Meski pemancarnya hanya 2,5 km, dengan sistem tersebut maka siaran radio bisa dinikmati sampai di semua penjuru dunia,” imbuhnya.

Lebih jauh Syamsul mengatakan jika radio juga harus bisa berinovasi. Dengan biaya yang relatif murah tapi mempunyai jangkauan yang luas. “Dengan sistem streaming itu maka akan lebih bisa menghidupkan radio, terutama dari sisi keuangan. Jika banyak pendengar, dimungkinkan akan mendatangkan pendapatan melalui iklan,” paparnya. (say/yon)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.