PKPPWarta Kominfo

Diskominfo Gelar Pembinaan Lembaga Penyiaran Tahun 2014

Kabid SKDI Ir. H. Bambang Nugroho, MT saat memberikan materi, Kamis (19/06)

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang terus menggelar berbagai program untuk menciptakan iklim penyiaran yang bagus sehingga media yang ada di Kota Malang bisa semakin baik dalam mengedukasi masyarakat. Kali ini Diskominfo menggelar Pembinaan Lembaga Penyiaran Tahun 2014 di Hotel Trio 2 Kota Malang, Kamis (19/06).

Kabid SKDI Ir. H. Bambang Nugroho, MT saat memberikan materi, Kamis (19/06)

Kabid SKDI Ir. H. Bambang Nugroho, MT saat memberikan materi, Kamis (19/06)

Mengambil tema ‘Dengan semangat satu abad Kota Malang kita wujudkan lembaga penyiaran yang berkualitas menuju Kota Malang yang bermartabat’, acara berlangsung menarik. Kehadiran pemateri dari Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI) Diskominfo Kota Malang dan Redi Panuju dari KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah, red) Jawa Timur membuat acara yang berlangsung dari pagi hingga sore hari tersebut terasa berlangsung begitu singkat.

Kepala Bidang SKDI Diskominfo Kota Malang, Ir. H. Bambang Nugroho, MT mengungkapkan kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan Diskominfo kepada lembaga penyiaran yang ada di Kota Malang. Ini merupakan bentuk inovasi riil kepada lembaga penyiaran di Kota Malang agar kualitas penyiarannya lebih bermutu, menghibur, dan bisa mengedukasi masyarakat dengan baik.

“Kegiatan ini juga dimaksudkan agar lembaga penyiaran di Kota Malang semakin mengerti aturan-aturan terbaru terkait kepenyiaran sehingga tidak sampai melanggar aturan,” jelas Bambang, Kamis (19/06).

Bambang menambahkan, dengan bisa melakukan siaran dengan baik dan kemasan berita yang lebih bagus diharapkan lembaga penyiaran di Kota Malang semakin memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan begitu lembaga penyiaran di Kota Malang bisa semakin eksissehingga bisa mengangkat citra Kota Malang melalui siaran media dengan baik dan mendidik.

Redi Panuju dalam kesempatan ini banyak membahas tentang problem kepenyiaran di Indonesia mulai dari masa orde baru sampai dengan reformasi. Dimana saat ordebaru, media massa yang seharusnya menjadi fungsi kontrol bagi pemerintah justru dalam kendali pemerintah.

“Kalau ingin melihat bangsa Indonesia bisa dilihat dari ruwetnya dunia penyiaran, sejarah penyiaran di Indonesia tidak berlangsung dengan linear,” tegas Redi.

Dengan kenyataan ini, sudah saatnya sekarang fungsi media dikembalikan kepada bagaimana media membantu masyarakat mengawasi masyarakat. Sebab sejak reformasi digulirkan di tahun 1998, fungsi tersebut sudah bergeser dari media yang cenderung otoriter berubah menjadi demokratis. (cah/yof)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.